Laman

Rabu, 11 Juli 2012

Pentingnya Imunisasi

Inilah hal-hal dasar yang anda perlu tahu soal imunisasi, termasuk membedakan mitos dan fakta tentangnya.

Bayi dan anak sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit. Mereka mudah tertular oleh berbagai macam penyakit dan tidak sedikit di antara penyakit tersebut dapat menyebabkan komplikasi yang serius bahkan dapat menyebabkan kematian. Sayangnya, bayi yang baru lahir belum memiliki kekebalan yang cukup untuk menangkal seluruh bibit-bibit penyakit. Untuk itu, bayi memerlukan imunisasi.


Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Cara kerjanya adalah dengan memancing kekebalan alami tubuh melalui bibit penyakit yang dilemahkan agar ketika anak tersebut terpapar bibit penyakit yang sama, tubuhnya sudah kebal. Sampai saat ini, ada tujuh macam penyakit yang wajib untuk diimunisasikan kepada bayi dan anak yakni, TBC, Polio, Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus dan Campak. Sebenarnya ada pula beberapa penyakit atau infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti beberapa penyakit berikut ini: gondongan, rubella, demam tifoid, hepatitis A, cacar air, Hemofilius influenza type B, pneumokokus. Imunisasi untuk penyakit tersebut tidak diwajibkan, namun tetap dianjurkan. Untuk mendapatkan perlindungan optimal, ikuti jadwal pemberian imunisasi yang dianjurkan pemerintah.

Mengapa vaksin diberikan pada usia dini?
Kekebalan yang diperoleh janin dan bayi secara pasif melalui plasenta hanya bersifat sementara sehingga seorang bayi harus sesegera mungkin diberi imunisasi. Imunisasi ini diberikan menurut prioritas urgensinya. Sebagai contoh, infeksi VHB yang terjadi pada anak umumnya tanpa gejala. Apabila terkena, 80-95% akan menjadi kronis dan dalam 10-20 tahun akan menjadi sirosis dan atau kanker hati. Resiko terjadinya kanker hati sangat tinggi bila terinfeksi secara dini sedangkan pengobatan terhadap infeksi VHB belum ada. Maka, imunisasi terhadap VHB harus diberikan segera setelah bayi lahir.

Apakah pemberian imunisasi memiliki efek samping bagi bayi?
Imunisasi merupakan tindakan yang relative aman. Namun seperti halnya obat, pemberian imunisasi juga dapat menimbulkan berbagai rekasi. Reaksi yang timbul setelah pemberian vaksin biasanya ringan, seperti bengkak pada tempat suntikan atau demam. Reaksi serius jarang terjadi. Meski ada resiko bayi anda demam, Anda perlu ingat bahwa tertular penyakit oleh penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan pemberian vaksin itu sendiri.

Apakah imunisasi  memiliki efek samping bagi bayi?
Sampai saat ini belum ada bukti yang menyokong bahwa imunisasi (jenis imunisasi apapun, termasuk MMR) dapat menyebabkan autisme. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tetap merekomendasikan pemberian seluruh imunisasi sesuai jadwal yang ditentukan.

Apakah bayi atau anak yang sedang batuk pilek boleh diimunisasi?
Bayi/anak yang sedang pilek atau batuk ringan tanpa demam boleh diimunisasi. Apabila bayi sakit dan sangat rewel , imunisasi dapat ditunda 1-2 minggu kemudian.

Apa yang harus saya lakukan ketika anak saya rewel setelah imunisasi?
Reaksi yang dapat terjadi segera setelah imunisasi DPT adalah anak menjadi rewel, demam tinggi, nyeri atau bengkak pada bekas tempat suntikan. Reaksi tersebut akan hilang dalam waktu 2 hari. Anda dapat memberinya minum lebih sering dari biasanya. Jika anak Anda demam, pakaikanlah pakaian yang tipis, sementara bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres dengan air dingin. Jika si kecil demam, Anda bisa memberinya pbat penurun panas (parasetamol). Apabila reaksi tersebut semakin berat atau menetap dan orang tua merasa khawatir bawalah bayi anda ke dokter.

Bagaimana mengatasi bekas suntikan BCG?
Sekitar 2-6 minggu setelah imunisasi BCG, anak berisiko timbul bisul kecil (papula) yang semakin besar dan menjadi luka terbuka selama 2-4 bulan. Anda dapat mengompres dengan air hangat. Bila cairan bisul tambah banyak dan koreng semakin membesar bawalah ke dokter.

Bagaimana jika jadwal imunisasi terlewati?
Jika jadwal imunisasi terlewati, imunisasi dapat segera diberikan dan tidak perlu mengulang dari awal. Imunisasi yang telah diberikan tetap dihitung dan anak Anda tetap mendapat kekebalan. 

Jika waktu balita sudah mendapatkan imunisasi lengkap apakah di sekolah perlu imunisasi lagi?
Imunisasi yang perlu diberikan pada saat anak sudah di sekolah dasar adalah imunisasi ulangan campak dan DT (kelas 1 SD) dan TT (kelas 2, 3, dan 6 SD). Hal ini dilakukan karena 28,3% anak yang sudah diimunisasi waktu bayi tetap terkena campak pada usia 5-7 tahun.

Sumber: Dr. Diah, Sp.A dan www.idai.or.id (diambil dari buku perkembangan dan kesehatan anak yang disponsori oleh kalbe nutritionals)












Tidak ada komentar:

Posting Komentar