Laman

Selasa, 18 Agustus 2015

Rasanya Melahirkan Anak Kedua

Tanggal 18 Desember 2014 adalah hari yang mendebarkan untuk saya. Pagi itu kontraksi yang lebih sakit dari hari-hari sebelumnya saya rasakan di usia kehaliman yang memasuki 38 minggu. Sakit seperti hendak datang bulan sudah saya rasakan sejak pagi tapi belum begitu kuat, hal itu saya alami hingga pukul 11.00 WIB. 

Tiap kali sakit itu datang saya jalan-jalan di dalam rumah dari muka ke belakang , sudah mirip setrikaan. Waktu periksa dokter sih harusnya sudah lahiran dan saya sudah disuruh cuti sejak 10 Desember, tapi saya nggak mau dan malah nekat mengambil cuti pada tanggal 14 Desember 2014. Dan setelah cuti sebenarnya saya yakin bakal melahirkan di hari jum'at atau sabtu. Tapi ternyata kehendak Allah adalah segalanya hari kamis itulah saatnya bagi saya untuk melahirkan anak kedua saya.

Ternyata melahirkan anak kedua berbeda dengan melahirkan anak pertama. Saya merasakan sakit seperti datang bulan yang pertama kali sekitar hari jum'at dan hari minggu paginya baru keluar flek. Nah anak yang kedua ini saya merasa sakit seperti datang bulan kamis pagi dan jam 2 siang saya sudah keluar flek. Padahal paginya saya bilang ke suami kalau kemungkinan jum'at atau sabtu tapi begitu keluar flek saya langsung telfon suami dan bilang " Pak aku kayaknya bakal melahirkan hari ini." hihihihi.

Efek bagi suami saya dia langsung geber tuh motor dari rumah kami ke rumah orang tua yang berjarak dua ratus km lebih. Sedangkan saya di rumah yang tadinya masih santai langsung berkemas setelah saya memberitahu mertua saya kalau mau melahirkan. Pukul 2 siang lewat saya di bawa ke bidan. Di bidan ternyata harus antri karena masih ada pasien berobat. Walaupun kami memiliki BPJS tapi terpaksa kami tidak menggunakannya karena terlalu ribet proses pengurusannya untuk bisa melahirkan ke rumah sakit dan akhirnya kami memilih untuk persalinan mandiri di bidan.

Masuk ruang bersalin saya diperiksa sudah bukaan 3, berbeda dengan anak pertama dulu yang sehari semalam hanya sampai bukaan 2. Di persalinan yang kedua ini saya juga lebih rileks dan menikmati prosesnya. Apalagi melahirkan di bidan itu lebih personal dibanding di rumah sakit yang waktu itu kurang saya nikmati prosesnya. Tiap kali kontraksi hilang saya berjalan di dalam kamar, begitu kontraksi datang saya duduk jongkok. Hingga satu jam kemudian saya diperiksa lagi (diperiksa saat kontraksi datang) sudah bukaan 5. Wah tambah semangat untuk segera ketemu si kecil.

Akhirnya saya berbaring karena capek dari pagi sudah berjalan. Lagipula saya akan butuh energi besar ketika melahirkan nanti maka perawat, bidan dan ibu mertua membantu merangsang agar si kecil segera keluar dengan menggoyang perut, dan karena bukaan sudah banyak saya meminum rendaman akar rumput fatimah. Hingga sampai pada saat saya ingin mengejan, tapi masih saya tahan. Hingga akhirnya tidak bisa lagi menahan saya minta izin untuk mengejan tapi belum diperkenankan karena belum bukaan penuh.

Tak lama suami saya datang, si jabang bayi sepertinya juga tahu dan menunggu. Saat itulah saya diperkenankan untuk mengejan.Yah rasanya sudah setengah mati menahan sakit, tapi saya tahu setelah itu saya akan bertemu dengan bayi mungil yang lucu. Yang bikin saya agak khawatir adalah ketika bu bidan bilang ketuban saya kering. Wah sudah deg deg an nih padahal tidak ada yang merembes ataupun pecah ketuban duluan. Hingga akhirnya saya merasakan panas pada jalan lahir saya dan si dedek keluar (kebetulan saya memejamkan mata) ternyata si dedek terlilit tali pusar. Dengan sigap bu bidan melepaskan lilitan tersebut dan terdengarlah tangis si dedek.

Alhamdulillah kini dedek yang kami panggil dek kiya sudah berusia 8 bulan. Semoga menjadi anak yang sholehah