Beberapa waktu lalu si kecil demam tinggi tiba-tiba. Sore setelah makan badannya demam, karena waspada DBD saya langsung bawa ikhsan ke dokter keluarga. Dokter bilang ikhsan demam karena batuk, iya sih ikhsan memang lagi batuk tapi dia batuk sebelum demam jadi agak nggak yakin juga sih ihksan demam karena batuk.
Dua hari demam ihksan belum turun juga. Rewelnya makin menjadi, tidak mau turun ke lantai maunya digendong terus. Akhirnya sore itu saya bawa kembali ikhsan ke dokter. Terus sama dokternya dikasih obat penurun demam yang dimasukkan lewat anus. Duh kasihan anakku makin menangis meraung-raung. Kemudian dokter menyarankan untuk melakukan cek darah karena demam ikhsan tak kunjung turun. Waktu diperiksa memang tidak ada bintik merah di kulit ikhsan tapi karena tetangga sebelah barusan terkena DBD saya agak khawatir juga, tapi untuk cek darah saya masih berat.
Selasa, 25 Desember 2012
Jumat, 19 Oktober 2012
Make Up-in Foto Yuk
Aplikasi dari oriflame ini seru banget loh. Kita bisa pura-pura ber make-up tapi pakai foto, jadi bisa memadu-madankan warna warni make up yang akan dipake melalui foto sebelum mengaplikasikan ke wajah kita.
Setelah masuk ke aplikasinya kita akan diminta menentukan bentuk mulai dari mata, alis, bibir, dan wajah. Nah habis itu mulailah memilih warna daaannn lihat hasilnya ya pasti seru
Ke Aplikasi --->
Setelah masuk ke aplikasinya kita akan diminta menentukan bentuk mulai dari mata, alis, bibir, dan wajah. Nah habis itu mulailah memilih warna daaannn lihat hasilnya ya pasti seru
Ke Aplikasi --->
Kamis, 06 September 2012
Ketika si Kecil Demam
Paling resah dan gelisah melihat si kecil rewel dan suhu tubuhnya tinggi (sekitar 38 derajat celsius). Dokter malah majin nakutin kalau-kalau gejala DBD, padahal saat itu si kecil lagi batuk pilek parah setelah kecapekan lebaran. Karena sudah 4 hari panasnya naik turun akhirnya cari-cari informasi, dan dapat informasi dari sini
Senin, 06 Agustus 2012
Puasa, Hamil dan Menyusui
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagimu berpuasa, sebagaimana
telah diwajibkan pada orang-orang sebelum kamu. Mudah-mudahan kamu bertakwa” (Al
Baqarah:183)
Puasa merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim. Sebagai seorang muslim tentu sudah kewajiban kita untuk melaksanakannya. Namun bagaimana jika bunda sedang hamil atau menyusui?
Dalam Islam ada empat golongan yang diberi keringanan untuk tidak berpuasa pada bulan ramadhan, namun wajib mengganti di hari lain atau membayar fidyah. Golongan ini antara lain:
1. orang yang sedang sakit
2. musafir
3.tua renta dan sakit berkepanjangan
4. wanita hamil dan menyusui
Rabu, 11 Juli 2012
Pentingnya Imunisasi
Inilah hal-hal dasar yang anda perlu tahu soal imunisasi,
termasuk membedakan mitos dan fakta tentangnya.
Bayi dan anak sangat rentan terhadap berbagai macam
penyakit. Mereka mudah tertular oleh berbagai macam penyakit dan tidak sedikit
di antara penyakit tersebut dapat menyebabkan komplikasi yang serius bahkan
dapat menyebabkan kematian. Sayangnya, bayi yang baru lahir belum memiliki
kekebalan yang cukup untuk menangkal seluruh bibit-bibit penyakit. Untuk itu,
bayi memerlukan imunisasi.
Rabu, 04 Juli 2012
Nama dan Alamat DSOG yang Pernah Saya Kunjungi dan Recomended
1. Provinsi Kalimantan Timur
dr Djaya Santosa, SpOG
Alamat: Apotek Kimia Farma
Jl Basuki Rahmat, Samarinda
2. Provinsi Jawa Tengah
dr. Lilik Santosa, SpOG
Alamat: Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu
Jl Raya Jogja-Solo, Klaten
3. Provinsi Riau
dr Erry , SpOG
Alamat: Rumah sakit Norva Husada
Jl Ali Rasyid, Bangkinang
dr Djaya Santosa, SpOG
Alamat: Apotek Kimia Farma
Jl Basuki Rahmat, Samarinda
2. Provinsi Jawa Tengah
dr. Lilik Santosa, SpOG
Alamat: Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu
Jl Raya Jogja-Solo, Klaten
3. Provinsi Riau
dr Erry , SpOG
Alamat: Rumah sakit Norva Husada
Jl Ali Rasyid, Bangkinang
Rabu, 27 Juni 2012
Galeri: Seserahan Penganten
Minggu, 10 Juni 2012
Mengenal Stretch Marks
Waktu saya hamil ada pantangan yang benar-benar selalu dingatkan untuk tidak menggaruk perut saya. Katanya kalau digaruk nanti bisa menimbulkan bekas seperti garukan macan. Hiyyyy
Saya tentu sangat berusaha menjaga untuk tidak melakukan hal terlarang tersebut. Ditambah lagi saya tidur menggunakan sarung tangan supaya garukan ke kulit tidak langsung mengenai perut. Namun usaha itu sia-sia. waktu usia kehamilan saya semakin tua guratan-guratan seperti bekas cakaran macan itu tetap timbul.
Rupanya bekas di kulit seperti garukan macan inilah yang dinamakan stretch marks. Apa sih stretch marks itu, apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Penasaran? Yuk simak
Pengertian stretch marks
Stretch marks merupakan bekas dari adanya peregangan kulit yang melebihi batas elastisitasnya. Hal ini biasanya terjadi pada masa kehamilan. Daerah yang mengalami peregangan berlebihan ini meliputi area perut, dada (payudara) dan paha.
Penyebab terjadinya stretch marks
Seperti kita tahu, lapisan kulit kita terdiri dari tiga lapisan utama yaitu:
- Epidermis: merupakan lapisan terluar dari kulit, bagian inilah yang melindungi bagian dalam kulit.
- Dermis: merupakan lapisan tengah kulit yang mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Lapisan ini mendukung kulit dengen memberikan kekuatan dan fleksibilitas.
- Subkutis atau hipodermis: lapisan kulit yang terdiri dari lemak dan jaringan ikat.
Nah ketika kita hamil, kulit kita terutama daerah perut mengalami peregangan. Peregangan yang terjadi bisa dibilang cukup singkat sehingga dapat mengakibatkan dermis pecah. Pecahnya dermis inilah yang menimbulkan guratan-guratan seperti bekas dicakar macan.
Sebenarnya peregangan ini bukanlah penyebab utama. Peregangan hanyalah pemicu. Selain itu daerah yang terjadi peregangan hebat inilah yang akan timbul stretch marks.
Cara Mengatasi
Adanya stretch marks ini tentu sangat mengganggu. Bagaimana cara mnegatasinya? Tetap saja mencegah lebih baik daripada mengobati. Cara untuk mencegahnya adalah dengan menggunakan lotion di awal-awal kehamilan. Hal ini juga disarankan oleh DSOg saya.
Bagi yang sudah terlanjur walaupun tidak dapat dihilangkan tapi dapat dikurangi dengan menggunakan lotion atau krim. Tapi sudah dikembangkan juga teknologo laser, kalau yang ini saya belum coba. Yang sudah saya coba adalah produk ini
Saya tentu sangat berusaha menjaga untuk tidak melakukan hal terlarang tersebut. Ditambah lagi saya tidur menggunakan sarung tangan supaya garukan ke kulit tidak langsung mengenai perut. Namun usaha itu sia-sia. waktu usia kehamilan saya semakin tua guratan-guratan seperti bekas cakaran macan itu tetap timbul.
Rupanya bekas di kulit seperti garukan macan inilah yang dinamakan stretch marks. Apa sih stretch marks itu, apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Penasaran? Yuk simak
Pengertian stretch marks
Stretch marks merupakan bekas dari adanya peregangan kulit yang melebihi batas elastisitasnya. Hal ini biasanya terjadi pada masa kehamilan. Daerah yang mengalami peregangan berlebihan ini meliputi area perut, dada (payudara) dan paha.
Penyebab terjadinya stretch marks
Seperti kita tahu, lapisan kulit kita terdiri dari tiga lapisan utama yaitu:
- Epidermis: merupakan lapisan terluar dari kulit, bagian inilah yang melindungi bagian dalam kulit.
- Dermis: merupakan lapisan tengah kulit yang mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Lapisan ini mendukung kulit dengen memberikan kekuatan dan fleksibilitas.
- Subkutis atau hipodermis: lapisan kulit yang terdiri dari lemak dan jaringan ikat.
Nah ketika kita hamil, kulit kita terutama daerah perut mengalami peregangan. Peregangan yang terjadi bisa dibilang cukup singkat sehingga dapat mengakibatkan dermis pecah. Pecahnya dermis inilah yang menimbulkan guratan-guratan seperti bekas dicakar macan.
Sebenarnya peregangan ini bukanlah penyebab utama. Peregangan hanyalah pemicu. Selain itu daerah yang terjadi peregangan hebat inilah yang akan timbul stretch marks.
Cara Mengatasi
Adanya stretch marks ini tentu sangat mengganggu. Bagaimana cara mnegatasinya? Tetap saja mencegah lebih baik daripada mengobati. Cara untuk mencegahnya adalah dengan menggunakan lotion di awal-awal kehamilan. Hal ini juga disarankan oleh DSOg saya.
Bagi yang sudah terlanjur walaupun tidak dapat dihilangkan tapi dapat dikurangi dengan menggunakan lotion atau krim. Tapi sudah dikembangkan juga teknologo laser, kalau yang ini saya belum coba. Yang sudah saya coba adalah produk ini
Selasa, 05 Juni 2012
Perawatan Pasca Melahirkan
Kalau tulisan yang satu ini mungkin lebih dikhususkan bagi
calon bunda kali ya…untuk para bunda pasti pernah dong mengalami hehe kalau mau
share disini silahkan ya, soalnya tulisan ini juga saya buat berdasarkan
pengalaman pribadi.
Sehabis melahirkan anak saya yang pertama banyak sekali
pantangan yang harus saya jalani. Dan pantangan ini berlaku selama empat puluh
hari. Apa saja pantangan tersebut dan apa faedahnya? Berikut saya urai satu
persatu meskipun saya belum membuktikan sendiri tapi nenek saya yang juga
menjalani ini masih nampak sehat dan segar di usianya yang mencapai 80 tahun.
1.
Menggunakan bantal tinggi
Ini hukumnya wajib. Selama empat puluh hari
saya harus menggunakan bantal tinggi krtika tidur maupun hanya tiduran, padahal
saya jarang lho tidur pake bantal. Tapi berhubung banyak yang ngancem nanti
darah putihnya naik dan menyebabkan mata cepat rabun akhirnya saya nurut. Nggak
tahu deh bagaimana dipandang secara medis saya belum sempat searching.
2.
Kaki tidak boleh ditekuk
Kalau pantangan yang satu ini agak berat
bagi saya. Kaki harus diluruskan terus, baik tidur maupun duduk. Duuuhhh
rasanya pegel sekali pengen sekali-sekali ditekuk. Pernah sih saya tekuk
hasilnya saya melah kena tegur hehe.
Memang apa sih manfaatnya sampai kaki tidak
boleh ditekuk selama empat puluh hari? Kata orang tua sih nanti biar kakinya
gak varises, cari di google katanya meluruskan kaki dapat memperlancar
peredaran darah yang dapat mempercepat proses pemulihan kondisi bunda sehabis melahirkan.
3.
Menggunakan Pilis
Nah kalau yang satu ini saya malas sekali
mengaplikasikannya. Saya merasa umur saya jadi 50 tahun lebih tua menegenakan
pilis. Tapi katanya mengenakan pillis dapat mencegah kita dari mata rabun. Tapi
jujur dalam empat puluh hari mungkin hanya beberapa hari (yang masih dapat
dihitung dengan jari) saya mengenakan pilis hehe.
4.
Tidak boleh memegang sapu
Kalau yang ini saya benar-benar tidak tahu apa maksud dan tujuannya. Saya hanya mengira-ira mungkin kalau pegang sapu takutnya saya nyapu trus kecapekan sakit deh. Jangankan memegang, saya beru mendekati sapu aja langsung ditegur. Bener-bener jadi ratu kalau kayak gini :)
5.
Tidak boleh mengangkat beban
k Kalau yang ini pasti lah ya... Masak iya bunda baru melahirkan udah disuruh angkat beban. Yang jelas sih ya hanya boleh angkat si bayi. Kalau angkat anak balita gak boleh.
6.
Tidak boleh jalan cepat
Saya ini orang jawa, kata orang jalannya kayak harimau lapar. Tapi ternyata saya tidak. Berulangkali saya kena tegur seperti ini, " Jangan jalan cepat-cepat nduk pelan-pelan aja." Lha saya udah berasa sehat udah bisa jalan seperti biasa yah walaupun kadang jahitan saya yang jumlahnya sembilan itu membuat saya nyeri.
7.
Memakai parem perut
Kalau yang satu ini saya tahu sekali khasiatnya, maksudnya bagi saya. Parem ini saya gunakan rutin setiap hari. Hangat di peurt dan melancarkan pencernaan jadi nggak takut sembelit deh. Pernah saya coba sekali tidak memakainya eh besoknya saya sembelit, duh tersiksa sekali.
8.
Tangan tidak boleh dinaikkan ke atas
Tidur itu paling enak kalau mengumbar, maaf, ketek hehehe. Tapi ini juga kena tegur. Tangan tidak boleh dinaikkan ke atas baik waktu duduk, berdiri, maupun tidur. Katanya hal ini akan mengurangi produksi air susu. Entah penjelasannya kayak apa yang jelas setelah empat puluh haru ya saya mengumbar keti saya lagi.
9.
Menggunakan stagen
Yang satu ini bukannya memperbaiki perut saya malah merusak kulit perut saya. Kulit perut saya jadi bentol-bentol dan berair serta gatal-gatal tak terperi. Karena ngeri saya hentikan pemakaian stagen ini. Saya obati dengan bedak salicil. Pas urut saya dibilang sama tukang urutnya harus pake stagen lagi untuk menjaga agar peranakan tidak turun. Tapi saya sudah tidak mau memakainya lagi, saya alergi
10.
Tidak boleh melipat baju
Tadinya saya heran kenapa melipat baju saja tidak boleh? Rupanya hal ini masih ada kaitannya dengan tidak boleh mengangkat tangan. Makanya saya hanya diizinkan melipat baju si kecil saja.
Kayaknya itu aja yang saya ingat, cukup ribet dan menyiksa. Ini karena saya tinggal dengan mertua makanya masih ada yang membantu. Kalau saya sudah tinggal sendiri mungkin saya tidak jadi ratu selama empat puluh hari kali ya...
Salam sukses tuk para calon bunda, semoga melewati 40 harinya dengan menyenangkan. Trus buat bunda yang mau share ditunggu ya....
Rabu, 30 Mei 2012
Bagaimana Rasanya Melahirkan?
Saya selalu mendapat jawaban yang tidak memuaskan setiap
bertanya “ Bagaimana rasanya melahirkan”. Kalau ditanya sakit atau tidak pasti
banyak yang bilang tidak. Waktu itu saya tidak percaya, masa iya sih melahirkan
berdarah-darah gitu kok tidak sakit, liat aja ngeri. Tapi selalu saja saya
dapat jawaban yang jauh dari memuaskan. Sakitnya sebentar saja setelah anak
keluar sakitnya langsung hilang begitu kata mereka. Akhirnya saya
manggut-manggut dan mengira bahwa rasa sakit itu hilang karena bahagia yang
luar biasa mendapat karunia seorang anak.
Setelah menikah saya pun hamil. Pertanyaan seputar bagaimana rasa
melahirkan, jawabannya tidak pernah memuaskan bagi saya. Hingga hari perkiraan
lahir semakin dekat. Yang saya rasakan saat itu adalah sakit yang luar biasa.
Bahasa kerennya sih kontraksi. Sampai pada dua malam sebelum melahirkan rasa
sakit itu makin menjadi. Rasa sakit seperti nyeri haid. Tapi saya masih ingat
bahwa jika kelahiran semakin dekat maka rasanya seperti orang mau buang air
besar. Tapi saya hanya merasakan nyeri yang luar biasa hingga dua hari kemudian
saya mengeluarkan darah.
Panik?
Iya. Saya panik. Meski sudah berkali-kali membaca bahasan
proses persalinan namun rasa sakit dan bercak darah yang muncul membuat saya
tak sabar bertemu sang buah hati. Meski saya sudah tahu juga bahwa pada
kelahiran pertama untuk ke bukaan dua hingga ke bukaan tiga memerlukan waktu
lama bisa sampai berhari-hari. Namun saya tidak sabar, saya ke rumah sakit hari
itu juga.
Sesampai dirumah sakit saya diperiksa. Baru bukaan dua.
Pulang tidak ya? Batin saya. Ketika saya memilih opsi untuk
pulang para perawat menahan, alasannya untuk memantau perkembangan. Akhirnya
hari itu juga saya memutuskan rawat inap. Sialnya saya diinfus. Padahal saya
tidak ada keluhan apa-apa tapi diinfus juga, gara-gara infus ini saya menjadi
sangat trauma dengan jarum suntik. Jadi kalau anda belum pernah diinfus jangn
mau deh diinfus. Segala pergerakan kita terbatas. Jarum kesenggol dikit
sakitnya minta ampun belum lagi kalau cairan infusnya macet bagian yang diinfus
terasa ngilu sekali.
Semua anggota keluarga menyarankan saya untuk berjalan-jalan
supaya bukaannya cepat nambah. Tapi gara-gara infus sialan itu kebebasan saya
untuk bergerak menjadi terhambat. Akhirnya saya jalan modar-mandir di dalam
kamar. Sakit seperti nyeri haid masih mendera saat itu. Belum lagi kaki
pegal-pegal karena jalan dari pagi hingga menjelang malam. Ngantuk iya juga sih
tapi saya dilarang tidur.
Habis magrib saya diperiksa lagi. Masih bukaan dua. Duh
kapan lahirnya anakku, pikir saya. Akhirnya dokter membuat keputusan untuk
memberikan induksi agar bayi cepat keluar. Tiba-tiba terbayang perkataan kakak
saya, melahirkan itu gak sakit tapi kalau diinduksi duh luar biasa sakitnya. Tapi
saya hanya diam dan menurut.
Perawat mulai menyuntikkan cairan itu. Tak lama berselang
nyeri hebat terasa. Masih saya tahan sampai pukul Sembilan saya dipindahkan ke
ruang bersalin.
Entah kenapa ruang bersalin tiba-tiba menjadi terasa horror
alias menakutkan bagi saya. Sebelah saya ada seorang ibu yang nampaknya sudah
lemas mengejan. Perawat dan dokter sudah menyemangatinya untuk mengejan lebih
kuat lagi tapi ibu itu menyerah. Akhirnya bayinya dikeluarkan dengan cara
divakum. Tak lama saya dengar suara tangis bayi baru lahir. Alhamdullillah,
kata saya dan berharap segera mendengar suara tangis bayi saya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11. Kontraksi yang
saya alami semakin menguat. Tak tahan saya menangis. Perawat menghibur bahwa
obat bekerja, tunggu hingga saatnya. Sekitar jam 1 barulah saya merasakan rasa
seperti buang air besar tapi belum kuat. Saya tahan, saya ambil napas
pendek-pendek sesuai di buku panduan yang saya abaca agar saya tidak mengejan
sebelum waktunya. Hari makin pagi kira-kira jam 3 rasa seperti buang air besar
seperti tidak tertahan lagi. Saya meminta suami untuk memanggilkan perawat.
Senangnya saya waktu perawat mengatakan saya boleh mengejan. Rasanya seperti hidup kembali setelah lelah menahan sakit. Saya mengejan kuat-kuat, sekitar empat atau lima kali mengejan akhirnya saya mendengar tangis anak saya. Bahagia, haru dan lega. Rupanya melahirkan itu tidak sakit hanya proses sebelum melahirkan itulah yang sakitnya luar biasa.
Saran saya sih untuk anak pertama jangan terburu-buru ke rumah sakit ya…ke rumah sakitnya nanti saja menjelang mengejan daripada seperti saya diinduksi yang membuat sakit minta ampun.
Senangnya saya waktu perawat mengatakan saya boleh mengejan. Rasanya seperti hidup kembali setelah lelah menahan sakit. Saya mengejan kuat-kuat, sekitar empat atau lima kali mengejan akhirnya saya mendengar tangis anak saya. Bahagia, haru dan lega. Rupanya melahirkan itu tidak sakit hanya proses sebelum melahirkan itulah yang sakitnya luar biasa.
Saran saya sih untuk anak pertama jangan terburu-buru ke rumah sakit ya…ke rumah sakitnya nanti saja menjelang mengejan daripada seperti saya diinduksi yang membuat sakit minta ampun.
Impian saya untuk melahirkan secara normal akhirnya terwujud
dan terjawab sudah pertanyaan saya. Rupanya memang susah ya menjawab pertanyaan
seperti apa rasanya melahirkan.
Memilih DSOG yang Tepat
Ada nggak sih diantara bunda atau calon bunda yang pernah merasa salah memilih DSOg? Mungkin cara ngomongnya yang jutek, atau ketemu dokter kandungan yang suka nakut-nakutin?
Saya pernah.
Pengalaman saya malah lebih mengerikan. Selain ditakut-takuti, janin saya juga divonis tidak berkembang.
Kehamilan Pertamaku
Setelah sebulan penuh tidak dapat haid, saya mulai yakin kalau saya hamil. Meskipun test pack tidak menunjukkan dua garis tapi keterlambatan haid saya yang tidak biasanya ini merupakan sebuah pertanda. Maka saya memutuskan ke dokter spesialis kandungan.
Namun ketika itu saya bingung dokter mana yang akan saya kunjungi. Nanya kesana-kesini jawabannya tidak memuaskan. Rata-rata rekan kerja saya ibu-ibu yang anaknya sudah besar, terlebih tidak ada kawan hamil. Akhirnya saya membuat list rumah sakit di kota tempat tinggal saya. Kemudian terpilihlah salah satu rumah sakit yang menurut saya cukup terkenal karena di mana-mana ada.
Mentalku Down
Hari minggu dokternya tidak piket akhirnya hari Senin saya pilih untuk kunjungan pertama saya. Setelah cukup lama menunggu akhirnya tibalah giliran saya. Masuk ke ruangan saya disapa ramah oleh sang dokter.
" Selamat sore bu" sapanya ramah
" Selamat sore dok"
" Lho suaminya mana?" tanyanya
" Suami saya jauh dok di Riau" kataku yang waktu itu masih tinggal di Kalimantan Timur.
" Ini kehamilan yang pertama ya bu?"
" Iya dok"
" waduh padahal kalau baru hamil pertama harus ditemani suami lho" katanya.
Wah iya juga ya kata saya dalam hati, padahal sebelumnya saya tidak pernah kepikiran kalau hamil harus ditunggui suami. Toh saya nggak ngidam. Saya juga tidak punya riwayat penyakit menetap. Jadi apa yang mesti saya khawatirkan?
Setelah itu saya di USG dan alhamdulillah janinnya ada, umurnya sekitar 4 minggu 5 hari.Senang tapi agak takut juga, saya takut kehamilan ini tidak berhasil. Belum lagi minggu depannya saya harus dinas luar menggunakan transportasi udara. Maka sebelum keluar ruangan saya mencoba berkonsultasi.
" Oya dok boleh saya naik pesawat? "
" Mau kemana bu?"
" Saya ada dinas luar minggu depan."
" Sebaiknya tidak usah bu, ini juga janinnya harus saya periksa lagi sekitar 2 minggu ke depan kalau Ibu bisa, saya bikinkan surat sakit aja ya." katanya.
Aku menurut. Namanya juga orang awam kalau ketemu sama yang ahli ya harus nurut dong. Tapi kata-kata hamil pertama harus ditunggui suami membuatku kepikiran juga, dan ketakutanku dengan kegagalan kehamilan ini semakin besar.
Flek Darah
Rupanya tugas tak dapat ditunda. Saya harus tetap pergi naik pesawat. Dan untungnya setelah searching di google saya menemukan bahwa orang hamil aman aja tuh bepergian naik pesawat. Artikelnya bisa dibaca di sini. Dan akhirnya dengan mantap saya berangkat.
Tiga hari kemudian saya pulang. Alhmadulillah tidak terjadi gangguan pada kehamilan saya. Namun rupanya cobaan tidak berhenti sampai disitu. Motor saya hari itu mogok saya coba 'engkol' berulang kali tapi tidak bisa juga, padahal bensin masih full. Saya telepon teman kantor untuk minta tolong rupanya businya yang bermasalah. Setelah di'operasi' oleh teman saya tersebut motor saya bisa normal kembali. Tapi apa yang terjadi setelahnya?
Saya mengalami flek darah yang lumayan banyak. Saya tidak menyebutnya pendarahan karena tidak ada darah segar yang mengalir. Pengen tahu apa yang sebenarnya terjadi tapi saya sudah alergi sama dokter kandungan yang pertama saya kunjungi. Akhirnya saya mencari alternatif rumah sakit dan ketemulah RSIA.
Divonis Janin Tidak Berkembang
Rupanya dokter di RSIA sedang keluar kota. Mencari di rumah sakit lain lagi rasanya lebih ribet. Akhirnya saya kembali ke dokter pertama.
Hampir saja dokternya pulang ketika saya datang. Belum ketemu rekam medik saya, saya sudah disuruh masuk. Dengan ramah dokter itu menyapa saya lagi.
" Ada keluhan ibu?"
" Dok saya mengalami flek"
" OK kita periksa ya."
Ketika periksa inilah saya terkejut, kantong hamil saya tidak nampak lagi.
Dokter itu mengatakan bahwa janin saya tidak berkembang. Sebagai bukti adalah ketika di USG kantong hamil saya tidak nampak. Saya mencoba berkeras bahwa janin saya masih bisa dipertahankan dan tiba-tiba dokter itu berkata dengan amat kasarnya bahwa janin tidak berkembang akan menyebabkan bayi lahir cacat dan menyarankan saya minum obat pelancar haid. Saya mencoba minta obat penguat tapi ditolaknya, percuma katanya. Kemudian saya minta surat izin untuk istirahat tidak diberinya juga katanya semakin banyak aktivitas akan mempercepat turunnya janin.
Jujur saya lemas mendengar perkataan dokter itu. Tapi entah mengapa saya tidak terlalu sedih dan masih merasa yakin bahwa janin saya masih bisa terus bertahan.
Second Opinion
Pada mulanya saya tidak menginginkan second opinion, takut hal sama akan terjadi. Tapi teman-teman menyemangati untuk mencari dokter baru supaya hati lebih lega. Saya menurut, akhirnya saya ke tempat seorang dokter yang direkomendasikan oleh kawan kos saya.
Tibalah ke tempat praktek dokter kedua. antrian cukup banyak.Dan tiba-tiba harapan saya terbit ketika membaca peringatan di ruang tunggu. Isinya kira-kira seperti ini:
Bahagianya saya ketika di USG kantong hamil saya nampak. 6 minggu 5 hari. Kemudian saya ceritakan pengalaman yang baru saja saya alami, saya tunjukkan hasil USG saya, dan tanpa diduga dokter tersebut berkata:
" Wah hasil apa ini, ini tidak bisa disimpulkan apa-apa, gelap, kosong." katanya
Lega hati saya saat itu, dan saat saya mempost tulisan ini anak saya telah berusia hampir 5 bulan.
Nah untuk para bunda/calon bunda saya copaskan tips memilih Dokter Kandungan yang tepat dari sini
Kiat Memilih Dokter Kandungan
Diambil dari situs: beingmom.org
Kriteria apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dokter spesialis kandungan ?
1. Sikap dan pandangan dokter mengenai beberapa hal mendasar dalam proses prakonsepsi, kehamilan dan kelahiran, seperti pemilihan alat KB, TORCH, jenis USG, operasi caesar, VBAC, episiotomi, epidural dan lain-lain
Pengetahuan dan kekinian informasi yang dimiliki dokter
2. Komunikatif / tidaknya dalam memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan
3. Responsif / tidaknya dalam menanggapi keinginan, kebutuhan, keluhan atau hal lain yang dianggap penting oleh pasien
4. Bersedia / tidaknya dokter dihubungi dalam keadaan emergency
Bagaimana cara untuk mengetahui seberapa jauh support dokter dalam keadaan emergency ?
-Tanyakan pada dokter mengenai kebijakannya dalam hal ini. Ada beberapa dokter yang bersedia memberikan nomor HP yang dapat dihubungi. Bila tidak memungkinkan, hubungi petugas atau suster penerima pendaftaran praktek dokter tersebut.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan :
1.Untuk ibu yang memiliki riwayat penyakit seperti tekanan darah tinggi, epilepsi, jantung, diabetes atau komplikasi lainnya yang memerlukan perhatian khusus, tanyakan bagaimana pengalaman dokter dalam menangani pasien dengan kasus yang serupa. Pertimbangkan untuk memilih dokter kandungan dengan sub spesialisasi perinatologi.
2. Jarak tempat praktek dokter dengan rumah atau kantor Apa yang dapat saya lakukan bila saya tidak merasa sepenuhnya puas dengan dokter kandungan pilihan saya ?
3. Sebelum pindah ke dokter kandungan lain, bicarakan hal-hal yang dianggap tidak memuaskan dengan dokter. Bila masalah ini tidak dapat dipecahkan, atau dokter tidak mengindahkan keluhan dan kekhawatiran anda misalnya, jangan ragu untuk pindah ke dokter kandungan lain. Sangatlah penting untuk menemukan dokter kandungan yang sesuai bagi anda karena proses kehamilan dan persalinan – selain menyenangkan – juga dapat menyebabkan stress.
Sumber : http://www.babycenter.com
Saya pernah.
Pengalaman saya malah lebih mengerikan. Selain ditakut-takuti, janin saya juga divonis tidak berkembang.
Kehamilan Pertamaku
Setelah sebulan penuh tidak dapat haid, saya mulai yakin kalau saya hamil. Meskipun test pack tidak menunjukkan dua garis tapi keterlambatan haid saya yang tidak biasanya ini merupakan sebuah pertanda. Maka saya memutuskan ke dokter spesialis kandungan.
Namun ketika itu saya bingung dokter mana yang akan saya kunjungi. Nanya kesana-kesini jawabannya tidak memuaskan. Rata-rata rekan kerja saya ibu-ibu yang anaknya sudah besar, terlebih tidak ada kawan hamil. Akhirnya saya membuat list rumah sakit di kota tempat tinggal saya. Kemudian terpilihlah salah satu rumah sakit yang menurut saya cukup terkenal karena di mana-mana ada.
Mentalku Down
Hari minggu dokternya tidak piket akhirnya hari Senin saya pilih untuk kunjungan pertama saya. Setelah cukup lama menunggu akhirnya tibalah giliran saya. Masuk ke ruangan saya disapa ramah oleh sang dokter.
" Selamat sore bu" sapanya ramah
" Selamat sore dok"
" Lho suaminya mana?" tanyanya
" Suami saya jauh dok di Riau" kataku yang waktu itu masih tinggal di Kalimantan Timur.
" Ini kehamilan yang pertama ya bu?"
" Iya dok"
" waduh padahal kalau baru hamil pertama harus ditemani suami lho" katanya.
Wah iya juga ya kata saya dalam hati, padahal sebelumnya saya tidak pernah kepikiran kalau hamil harus ditunggui suami. Toh saya nggak ngidam. Saya juga tidak punya riwayat penyakit menetap. Jadi apa yang mesti saya khawatirkan?
Setelah itu saya di USG dan alhamdulillah janinnya ada, umurnya sekitar 4 minggu 5 hari.Senang tapi agak takut juga, saya takut kehamilan ini tidak berhasil. Belum lagi minggu depannya saya harus dinas luar menggunakan transportasi udara. Maka sebelum keluar ruangan saya mencoba berkonsultasi.
" Oya dok boleh saya naik pesawat? "
" Mau kemana bu?"
" Saya ada dinas luar minggu depan."
" Sebaiknya tidak usah bu, ini juga janinnya harus saya periksa lagi sekitar 2 minggu ke depan kalau Ibu bisa, saya bikinkan surat sakit aja ya." katanya.
Aku menurut. Namanya juga orang awam kalau ketemu sama yang ahli ya harus nurut dong. Tapi kata-kata hamil pertama harus ditunggui suami membuatku kepikiran juga, dan ketakutanku dengan kegagalan kehamilan ini semakin besar.
Flek Darah
Rupanya tugas tak dapat ditunda. Saya harus tetap pergi naik pesawat. Dan untungnya setelah searching di google saya menemukan bahwa orang hamil aman aja tuh bepergian naik pesawat. Artikelnya bisa dibaca di sini. Dan akhirnya dengan mantap saya berangkat.
Tiga hari kemudian saya pulang. Alhmadulillah tidak terjadi gangguan pada kehamilan saya. Namun rupanya cobaan tidak berhenti sampai disitu. Motor saya hari itu mogok saya coba 'engkol' berulang kali tapi tidak bisa juga, padahal bensin masih full. Saya telepon teman kantor untuk minta tolong rupanya businya yang bermasalah. Setelah di'operasi' oleh teman saya tersebut motor saya bisa normal kembali. Tapi apa yang terjadi setelahnya?
Saya mengalami flek darah yang lumayan banyak. Saya tidak menyebutnya pendarahan karena tidak ada darah segar yang mengalir. Pengen tahu apa yang sebenarnya terjadi tapi saya sudah alergi sama dokter kandungan yang pertama saya kunjungi. Akhirnya saya mencari alternatif rumah sakit dan ketemulah RSIA.
Divonis Janin Tidak Berkembang
Rupanya dokter di RSIA sedang keluar kota. Mencari di rumah sakit lain lagi rasanya lebih ribet. Akhirnya saya kembali ke dokter pertama.
Hampir saja dokternya pulang ketika saya datang. Belum ketemu rekam medik saya, saya sudah disuruh masuk. Dengan ramah dokter itu menyapa saya lagi.
" Ada keluhan ibu?"
" Dok saya mengalami flek"
" OK kita periksa ya."
Ketika periksa inilah saya terkejut, kantong hamil saya tidak nampak lagi.
Dokter itu mengatakan bahwa janin saya tidak berkembang. Sebagai bukti adalah ketika di USG kantong hamil saya tidak nampak. Saya mencoba berkeras bahwa janin saya masih bisa dipertahankan dan tiba-tiba dokter itu berkata dengan amat kasarnya bahwa janin tidak berkembang akan menyebabkan bayi lahir cacat dan menyarankan saya minum obat pelancar haid. Saya mencoba minta obat penguat tapi ditolaknya, percuma katanya. Kemudian saya minta surat izin untuk istirahat tidak diberinya juga katanya semakin banyak aktivitas akan mempercepat turunnya janin.
Jujur saya lemas mendengar perkataan dokter itu. Tapi entah mengapa saya tidak terlalu sedih dan masih merasa yakin bahwa janin saya masih bisa terus bertahan.
Second Opinion
Pada mulanya saya tidak menginginkan second opinion, takut hal sama akan terjadi. Tapi teman-teman menyemangati untuk mencari dokter baru supaya hati lebih lega. Saya menurut, akhirnya saya ke tempat seorang dokter yang direkomendasikan oleh kawan kos saya.
Tibalah ke tempat praktek dokter kedua. antrian cukup banyak.Dan tiba-tiba harapan saya terbit ketika membaca peringatan di ruang tunggu. Isinya kira-kira seperti ini:
Bagi yang usia kehamilannya baru trimester pertama harap minum air banyak-banyak dan menahan kencingLho saya tadi tidak begitu di dokter pertama, kata saya dalam hati. Hingga akhirnya saya menahan kencing tak terperi setelah menghabiskan 500 ml air. Dan tibalah giliran saya.
Bahagianya saya ketika di USG kantong hamil saya nampak. 6 minggu 5 hari. Kemudian saya ceritakan pengalaman yang baru saja saya alami, saya tunjukkan hasil USG saya, dan tanpa diduga dokter tersebut berkata:
" Wah hasil apa ini, ini tidak bisa disimpulkan apa-apa, gelap, kosong." katanya
Lega hati saya saat itu, dan saat saya mempost tulisan ini anak saya telah berusia hampir 5 bulan.
Nah untuk para bunda/calon bunda saya copaskan tips memilih Dokter Kandungan yang tepat dari sini
Kiat Memilih Dokter Kandungan
Diambil dari situs: beingmom.org
Kriteria apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dokter spesialis kandungan ?
1. Sikap dan pandangan dokter mengenai beberapa hal mendasar dalam proses prakonsepsi, kehamilan dan kelahiran, seperti pemilihan alat KB, TORCH, jenis USG, operasi caesar, VBAC, episiotomi, epidural dan lain-lain
Pengetahuan dan kekinian informasi yang dimiliki dokter
2. Komunikatif / tidaknya dalam memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan
3. Responsif / tidaknya dalam menanggapi keinginan, kebutuhan, keluhan atau hal lain yang dianggap penting oleh pasien
4. Bersedia / tidaknya dokter dihubungi dalam keadaan emergency
Bagaimana cara untuk mengetahui seberapa jauh support dokter dalam keadaan emergency ?
-Tanyakan pada dokter mengenai kebijakannya dalam hal ini. Ada beberapa dokter yang bersedia memberikan nomor HP yang dapat dihubungi. Bila tidak memungkinkan, hubungi petugas atau suster penerima pendaftaran praktek dokter tersebut.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan :
1.Untuk ibu yang memiliki riwayat penyakit seperti tekanan darah tinggi, epilepsi, jantung, diabetes atau komplikasi lainnya yang memerlukan perhatian khusus, tanyakan bagaimana pengalaman dokter dalam menangani pasien dengan kasus yang serupa. Pertimbangkan untuk memilih dokter kandungan dengan sub spesialisasi perinatologi.
2. Jarak tempat praktek dokter dengan rumah atau kantor Apa yang dapat saya lakukan bila saya tidak merasa sepenuhnya puas dengan dokter kandungan pilihan saya ?
3. Sebelum pindah ke dokter kandungan lain, bicarakan hal-hal yang dianggap tidak memuaskan dengan dokter. Bila masalah ini tidak dapat dipecahkan, atau dokter tidak mengindahkan keluhan dan kekhawatiran anda misalnya, jangan ragu untuk pindah ke dokter kandungan lain. Sangatlah penting untuk menemukan dokter kandungan yang sesuai bagi anda karena proses kehamilan dan persalinan – selain menyenangkan – juga dapat menyebabkan stress.
Sumber : http://www.babycenter.com
Langganan:
Postingan (Atom)